Gusti Mboten Sare
Filosofi ini menegaskan bahwa Allah
SWT tidaklah tidur, Dia selalu mengamati setiap gerak-gerik makhluknya. Ketika kita tertimpa musibah, maka kita akan
memahami bahwa Allah SWT akan memberi pertolongan-Nya (Dia tidak tidur).
Sebagaimana yang tercantum dalam Al Qur’an yaitu “Allah tidak ada Tuhan melainkan Dia. Yang Hidup Kekal
lagi Berdiri Sendiri. Dia tidak mengantuk dan tidak pula tidur. Kepunyaan-Nya
apa-apa yang di langit dan di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa’at di
sisi Allah tanpa izin-Nya ?” (Al baqarah : 2 :
255).
Filosofi
Gusti
mboten sare ini banyak dihayati dan diterapkan oleh masyarakat Bantul
Yogyakarta ketika mengalami musibah gempa bumi 27 Mei bebrapa tahun yang lalu. Ternyata
kekuatan dari filosofi ini mampu membangkitkan semangat dan harapan mereka setelah mengalami peristiwa yang traumatis tersebut. Mereka menjadi lebih
tegar dan mampu bangkit dari kesedihan mendalam akibat gempa
bumi. Filosofi Gusti mboten sare ini mampu
merubah perspektif mereka
terhadap musibah yang mereka alami lebih positif dan lebih bermakna.
Secara
langsung filosofi ini menegaskan kepada kita bahwa setiap musibah
ada hikmah dan maknanya. Ketika musibah datang
menerjang, kita dianjurkan untuk berdoa agar mendapatkan kemudahan,
ketegaran dan jalan keluar dari masalah tersebut. Sebagaimana tercantum dalam
Al Qur’an ”Allah SWT sendiri
menegaskan kepada seluruh makhluknya,
bahwa setiap doa-doa yang disampaikan
pasti akan dikabulkan-Nya. Allah SWT berfirman “Tuhan
kamu (Allah) berfirman, “ Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku perkenankan bagimu.
Sesungguhnya orang-orang yang takabur dari menyembah-Ku, mereka akan masuk
neraka jahanam dalam keadaan yang terhina (QS Al-Mu’min 40 : 60). Ayat di atas menegaskan secara jelas bahwa
kita diperintah Allah untuk berdoa kepadanya, dengan memurnikan ketaatan kita.
Allah SWT menjamin bahwa jika kita taat
secara tulus kepada Allah SWT dengan tidak mempersekutukannya, maka doa-doa yang akan kita panjatkan insyaallah
akan terwujud. Salah satu syarat agar doa kita terkabul adalah menghindari
sikap takabur.
Dengan hanya mengingat bahwa Gusti
mboten sare, hati kita menjadi tenteram dan damai. Alllah SWT berfirman
“ yaitu orang-orang yang beriman dan hati
mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah (dzikir). Ingatlah, hanya dengan
mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram “ (Q.S. Ar-Ra’d : 28). Beberapa
penelitian menjelaskan bahwa
pemecahan masalah dan penyesuaian diri terhadap distres, depresi,
frustasi, dan kekecewaan melalui cara
mendekatkan diri kepada Tuhan (transendental coping) lebih membawa
dampak positif bagi individu. Dampak ini tentu saja akan meringankan beban
psikologis, memunculkan optimisme, dan
semangat individu untuk berhasil dalam mengatasi permasalahannya.
eMKa Niam dalam penelitiannya (2010) menerangkan tingkat religiusitas seseorang memiliki hubungan yang sangat signifikan terhadap kebermaknaan hidup Santri. beitu juga Penelitian Khisbiyah (1992) menjelaskan
bahwa peran tingkat religiusitas mempunyai
dampak positif terhadap
kebermaknaan hidup individu. Semakin tinggi tingkat religiusitas
individu, maka semakin tinggi pula
kebermaknaan hidupnnya.
Penelitian Anari (1996) menjelaskan
hal yang sama bahwa tingkat religiusitas membawa dampak positif terhadap
kebermaknaan hidup pada perempuan. Dalam banyak penelitian dibuktikan aktivitas relijius
dapat memberikan penguatan-penguatan, dapat menjadi upaya preventif bahkan
penyembuhan yang efektif bagi pribadi perilakunya. Dalam studi longitudinal
terhadap ribuan subyek, House, Robbins dan Metzner (dalam Hawari, 2004)
menemukan angka kematian (mortality rate)
yang jauh lebih rendah pada mereka yang rajin menjalankan ibadah, berdoa dan
berdzikir dibanding dengan mereka yang tidak menjalankannya. Dari 212 studi
lainnya, 75 persen para ahli menyatakan komitmen agama memberikan pengaruh
positif pada pasien, sehingga Matthews (dalam Hawari, 2004) mengatakan mungkin
suatu saat para dokter juga perlu menuliskan doa dan dzikir dalam resep obat. Penelitian Anggraini (2004) membuktikan dzikir
yang disertai dengan teknik pernafasan tertentu dapat meredusir kecemasan dan
gejala-gejala penyakit secara efektif. Filosofi
Gusti mboten sare ini
merupakan perwujudan dari dzikir dan berdoa kepada Allah SWT. Untuk
mencapai ketenagan hati dan jiwa sehingga
berdampak pada kesehatan mental
kita pula. (CopyRight: Naskah Publikasi Seminar)
0 comments:
Posting Komentar