Gondelan Sarunge Kyai

Kamis, November 02, 2017

Jangan Menghawatirkan segala sesuatu yang Belum


Gusti Mboten Sare
            Filosofi ini menegaskan bahwa Allah SWT tidaklah tidur, Dia selalu mengamati setiap gerak-gerik makhluknya.  Ketika kita tertimpa musibah, maka kita akan memahami bahwa Allah SWT akan memberi pertolongan-Nya (Dia tidak tidur). Sebagaimana yang tercantum dalam Al Qur’an yaitu Allah tidak ada Tuhan melainkan Dia. Yang Hidup Kekal lagi Berdiri Sendiri. Dia tidak mengantuk dan tidak pula tidur. Kepunyaan-Nya apa-apa yang di langit dan di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya ?” (Al baqarah : 2 : 255).
            Filosofi Gusti mboten sare ini banyak dihayati dan diterapkan oleh masyarakat Bantul Yogyakarta ketika mengalami musibah gempa bumi 27 Mei bebrapa tahun yang lalu. Ternyata kekuatan dari filosofi ini mampu membangkitkan semangat dan harapan mereka setelah  mengalami peristiwa  yang traumatis tersebut. Mereka menjadi lebih tegar dan  mampu  bangkit dari kesedihan mendalam akibat gempa bumi. Filosofi Gusti mboten sare ini mampu  merubah  perspektif mereka terhadap musibah yang mereka alami lebih positif dan lebih bermakna.
Secara  langsung  filosofi ini  menegaskan kepada kita bahwa setiap musibah ada hikmah dan maknanya. Ketika musibah datang  menerjang, kita dianjurkan untuk berdoa agar mendapatkan kemudahan, ketegaran dan jalan keluar dari masalah tersebut. Sebagaimana tercantum dalam Al Qur’an ”Allah SWT sendiri menegaskan kepada seluruh  makhluknya, bahwa setiap doa-doa yang disampaikan  pasti  akan   dikabulkan-Nya. Allah SWT berfirman “Tuhan kamu (Allah) berfirman, “ Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang takabur dari menyembah-Ku, mereka akan masuk neraka jahanam dalam keadaan yang terhina (QS Al-Mu’min 40 : 60).  Ayat di atas menegaskan secara jelas bahwa kita diperintah Allah untuk berdoa kepadanya, dengan memurnikan ketaatan kita. Allah SWT menjamin bahwa jika kita  taat secara tulus kepada Allah SWT dengan tidak mempersekutukannya, maka  doa-doa yang akan kita panjatkan insyaallah akan terwujud. Salah satu syarat agar doa kita terkabul adalah menghindari sikap takabur. 
Dengan hanya mengingat bahwa Gusti mboten sare, hati kita menjadi tenteram dan damai. Alllah SWT berfirman “ yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah (dzikir). Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram “ (Q.S. Ar-Ra’d : 28). Beberapa penelitian  menjelaskan  bahwa  pemecahan masalah dan penyesuaian diri terhadap distres, depresi, frustasi, dan kekecewaan melalui cara  mendekatkan diri kepada Tuhan (transendental coping) lebih membawa dampak positif bagi individu. Dampak ini tentu saja akan meringankan beban psikologis, memunculkan  optimisme, dan semangat individu untuk berhasil dalam mengatasi permasalahannya.

eMKa Niam dalam penelitiannya (2010) menerangkan tingkat religiusitas seseorang memiliki hubungan yang sangat signifikan terhadap kebermaknaan hidup Santri. beitu juga Penelitian Khisbiyah (1992) menjelaskan bahwa peran tingkat religiusitas mempunyai  dampak positif terhadap  kebermaknaan hidup individu. Semakin tinggi tingkat religiusitas individu, maka semakin tinggi pula  kebermaknaan hidupnnya.  Penelitian Anari (1996) menjelaskan  hal yang sama bahwa tingkat religiusitas membawa dampak positif terhadap kebermaknaan hidup  pada perempuan. Dalam banyak penelitian dibuktikan aktivitas relijius dapat memberikan penguatan-penguatan, dapat menjadi upaya preventif bahkan penyembuhan yang efektif bagi pribadi perilakunya. Dalam studi longitudinal terhadap ribuan subyek, House, Robbins dan Metzner (dalam Hawari, 2004) menemukan angka kematian (mortality rate) yang jauh lebih rendah pada mereka yang rajin menjalankan ibadah, berdoa dan berdzikir dibanding dengan mereka yang tidak menjalankannya. Dari 212 studi lainnya, 75 persen para ahli menyatakan komitmen agama memberikan pengaruh positif pada pasien, sehingga Matthews (dalam Hawari, 2004) mengatakan mungkin suatu saat para dokter juga perlu menuliskan doa dan dzikir dalam resep obat.  Penelitian Anggraini (2004) membuktikan dzikir yang disertai dengan teknik pernafasan tertentu dapat meredusir kecemasan dan gejala-gejala penyakit secara efektif. Filosofi  Gusti mboten sare ini  merupakan perwujudan dari dzikir dan berdoa kepada Allah SWT. Untuk mencapai ketenagan hati dan jiwa sehingga  berdampak pada  kesehatan mental kita pula. (CopyRight: Naskah Publikasi Seminar)
Share:

0 comments:

Posting Komentar

Subscribe Yuk . . .

Follower's

https://cangkiralit.blogspot.co.id/